Wahai Sriyani . . . .
Apa yang kau lihat?
Senyum dan keceriaanku?
Ambisi dan pancaran percaya diri?
Ketegaran dan kemampuanku untuk tak peduli?
Itu aku, aku di matamu.
Lupakah engkau?
Bahwa aku yang paling mengerti . . . .
Ingatkah engkau?
Sesungguhnya akulah yang selalu menyadari . . . .
Meski bukan pundakku yang kau cari saat kau menangis,
Atau bukan diriku yang menemani saat kau merajut tawamu,
Namun akulah yang selalu tahu . . . .
Dan disampingmu saat kau membutuhkanku . . . .
Kini, apa yang kau lihat?
Apa yang akan kau lihat?
Senyumku . . saat tak sedikitpun kau mendukungku . . . .
Tawaku . . ketika waktu berlalu dan kau tak kehilanganku
Aku . . esok, lusa, dan kemudian, bila kau masih membutuhkanku . . . .