Latar Belakang Masuknya Jepang Ke Indonesia
oleh;
Dede Yusuf
Dede Yusuf
Khusus untuk Indonesia
sebelum dikuasai secara resmi, Jepang melakukan kegiatan pra kondisi untuk
mengetahui keadaan Indonesia yang sesungguhnya saat itu dengan kegiatan
mata-mata (Spionase). Jepang mengirim orang orangnya ke Indonesia
ada yang menyamar sebagai pedagang, ahli kehutanan, ahli perikanan dan sebaagai
wartawan atau juru potret , seperti yang dikemukakan oleh (Mujanto,1992: 67)
bahwa; ”Penyelidikan-penyelidikan daerah strategis. misalnya disekitar perairan
Singapura dan Riau yang dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar
sebagai nelayan. Begitu pula daerah-daerah penting dipedalaman yang dilakukan
oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar sebagai pedagang (baik yang membuka
toko, maupun pedagang keliling), mengusahan penggergajian kayu dihutan –hutan
atau menjadi wartawan atau juru foto”.
Sebagai langkah awal
untuk menguasai Asia Tenggara adalah melaksanakan penyerbuan ke kawasan pasifik
yakni pangkalan angkatan laut Amerika serikat pada tanggal 8 Desember 1941,
kemudian penyerangan selanjutanya menuju kearah selatan sesuai dengan tujuan
utama untuk menguasai pusat-pusat minyak yang ada di Asia Tenggara. Penyerangan
terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik tersebut dilakukan
oleh dengan alasan bahwa kawasan Asia Tenggara saat itu di kuasai oleh
Negara-negara yang menjadi sekutu dari Amerika Serikat, sehingga perlu
dilindungi olehnya.
Iinfasi Jepang
selanjutnya ke Indonesia terutama ditujukan pada daerahdaerah yang dipandang
yang dipandang sangat strategi dalam bidang ekonomi, bidang politik dan bidang
pertahanan keamanan. Tanggal 16 Desember 1941 jepang mendarat di Miri
(Kalimantan Utara), selanjutnya bergerak ke Serawak dan mendudukinya pada
tanggal 24 Desember 1941, dan kota Waringin dikuasai tanggal 7 maret 1942.
Sedangkan Tarakan diduduki tanggal 12 pebruari 1942, Sedangkan Banjarmasin
sudah dikuasai pada tanggal 8 pebruari 1942 dan Balikpapan tanggal 24 pebruari
1942.
Sedangkan untuk Sumatera
dan kawasan timur Indonesia. Untuk pulau sumatera, Palembang dan jambi direbut
tanggal 26 Pebruari 1942. Sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia yang pertma
diduduki yakni Manado tanggal 11 januari 1942, sebab manado merupakan pintu
masuk dari kawasan pasifik.Kemudian kendari tanggal 24 januari 1942, disusul
Ambon tanggal 3 pebruari 1942 Ujung Pandang 8 pebruari 1942 dan Kupang serta
Dili diduduki pada tanggal 18 dan 20 pebruari 1942.
Melihat peta penguasaan
jepang terhadap daerah tersebut, berarti bahwa Jepang mendahulukan
daerah-daerah yang dianggap sangat strategi dalam bidang ekonomi dan pertahanan
keamanan. Mengingat Kalimantan ,Sumatera dan Irian merupakan daerah penghasil
minyak bumi yang tidak dihasilkan oleh Jepang, sedangkan Sulawesi dan Maluku
merupakan sebagai daerah strategi dilihat dari segi pertahanan keamanan, sebab letaknya
berhadapan langsung dengan laut pasifik yang merupakan pintu masuk ke
Indonesia.
Selanjutnya, Jepang
melanjutkan penyerangan sekaligus menguasai dan menduduki Pulau Jawa . Jawa
bagi Jepang adalah daerah yang sangat strategi dari segi politik, sebab sebagai
pusat pemerintahan koloni Belanda dan sebagai pusat pergerakan di Indonesia.
Dengan direbutnya
daerah-daerah tersebut diatas, berarti Jawa sudah terkepung oleh pasukan
militer Jepang. Dan menunggu saat yang tepat melakukan invasi terhadapnya.
Ahirnya tanggal 1 maret 1942, jepang mendarat di tiga daerah di pulau jawa
yakni; Banten, Indramayu dan Rembang masing-masing dengan kekuatan satu divisi.
Setelah menduduki ketiga daerah tersebut Jepang melanjutkan serangan terhadap
Kalijati yang dipersiapkan sebagai sebagai pangkalan peswat tempurnya. Dalam
penyerangan ini juga Bandung, Bogor dan Purwakarta diduduki.
Setelah dari Rembang,
Jepang menlanjutkan penyerangan ke Semarang, Magelang, Solo, Yogyakarta dan ke
Parahiangan. Sedangkan Pasukan Jepang lainnya menuju ke daerah Jawa Timur yakni
Surabaya dan Malang dan berhasil mengalakan pasukan Belanda dan menduduki
daerah tersebut.
Sepertinya
penyerangan-penyerangan yang di lakukan oleh Jepang pada daerah-daerah yang
telah disebut tidak mendapat perlawanan yang berarti dari pasukan Belanda. Hal
ini disebabkan Pasukan belanda yang ada di Indonesia saat itu tidak disiapkan
untuk menghadi situasi perang, akan tetapi untuk menjaga keamanan dan
ketertiban masyrakat. Akhirnya tanggal 9 maret 1942 Belanda menyatakan menyerah
kepada pihak Jepang.
Pernyataan menyerahnya
Belanda tanpa syarat Belanda ke pihak Jepang ditanda tangani di Kalijati
tanggal 9 Maret 1942, pihak Belanda diwakili oleh panglima angkatan perang
Hindia Belanda yakni Jenderal Teer Porten, sedangkan dari pihak
Jepang di wakili oleh Immamura, setelah mengdakan perundingan
selama beberapa hari di daerah Kalijati.
Pemilihan Kalijati
sebagai tempat perundingan dan penandatanganan perjanjian penyerahan Belanda
terhadap Jepang, sebab daerah ini menjadi menjadi pusat pertempuran di pulau
jawa, seperti yang disampaiakan oleh S. Mijosji dalam (Nasution, 1977:89):”
…..Sudah selayaknya sekitar Kalitaji masih hangat sekali bekas pertempuran yang
hebat, baik pertempuran udara maupu darat yang menimbulkan pemandangan sedih
dan dahsyat. Tank-Tank, kereta meriam, kereta pos, kereta dapur atau
senapn-senapan masin, masker, dan peluruh rusak dan tidak bertimbun-timbun
berceceran di kiri kanan sepanjang jalan. Di samping jalan terdapat
lubang-lubang yang disebabkan oleh bom-bom dan bauh manyat musuh menyakitakan
hidung”.
Seperti sudah dijelaskan
bahwa Jepang untuk mengusai Indonesia melakukan gerakan militer dengan
menyerang dan menguasai terlebih dahulu daerah-daerah yang dianggap strategis
dalaam bidang ekonomi, seperti Kalimantan dan kemudian daerah yang anggap
strategis dalam bidang pertahanan keamanan, seperti sulawesi, kemudian
selanjutnya menguasai Jawa yang dianggap sangat strategi secara politik. Dan
dengan berhasil menduduki pulau jawa pertanda bahwa secara keseluruhan wilayah
Indonesia sudah dikuasai oleh tentara Jepang dan akhirnya Jenderal Teer Porten
Panglima angkatan perang Belanda di Indonesia menandatangani peernyaan
menyerahnya Belanda Secara resmi kepada Jepang tanggal 9 Maret 1942 di
Kalijati. Ada hal yang menarik didalam peristiwa ini yakni bahwa Gubernur
Jenderal Hindia Belanda saat itu Tjadra Van Stakenborg saat itu, tidak
mendatangani pernyataan tersebut, sebab beliau berpandangan bahwa Jepang tidak
akan lama menguasai Indonesia dan akan dikuasai oleh Belanda kembali. Pandangan
ini didasari oleh telah bangkit kembali tentara Amerikat Serikat yang
dikalahkan oleh Jepang tahun 1941, danmelakukan penyerangan terhadap
daerah-daerah yang dulunya dikuasai oleh tentara Jepang direbut dan arah
penyerangannya menuju kea rah selatan termasuk Indonesia, dan Jepang akan
dikalahkan kembali.
Kenyataannya kemudian
ternyata benar, sebab Jepang dikalahkan oleh Sekutu dalam perang Asia Timur
Raya tahun 1945 dan tahun ini juga sebagai akhir dari masa pendudukan Jepang di
Indonesia sejak kedatangannya tahun 1942.
Daftar Pustaka
Nasution, A.H. 1977. Sekitar
Perang Kemerdekaan. Bandung: Angkasa.
Moedjanto, G. 1992. Indonesia Abad ke XX. Yogyakarta: Canisius.
Moedjanto, G. 1992. Indonesia Abad ke XX. Yogyakarta: Canisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar