Rabu, 24 Juli 2013

Latar Belakang Masuknya Jepang Ke Indonesia

Latar Belakang Masuknya Jepang Ke Indonesia
oleh;
Dede Yusuf

Khusus untuk Indonesia sebelum dikuasai secara resmi, Jepang melakukan kegiatan pra kondisi untuk mengetahui keadaan Indonesia yang sesungguhnya saat itu dengan kegiatan mata-mata (Spionase). Jepang mengirim orang orangnya ke Indonesia ada yang menyamar sebagai pedagang, ahli kehutanan, ahli perikanan dan sebaagai wartawan atau juru potret , seperti yang dikemukakan oleh (Mujanto,1992: 67) bahwa; ”Penyelidikan-penyelidikan daerah strategis. misalnya disekitar perairan Singapura dan Riau yang dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar sebagai nelayan. Begitu pula daerah-daerah penting dipedalaman yang dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar sebagai pedagang (baik yang membuka toko, maupun pedagang keliling), mengusahan penggergajian kayu dihutan –hutan atau menjadi wartawan atau juru foto”.
Sebagai langkah awal untuk menguasai Asia Tenggara adalah melaksanakan penyerbuan ke kawasan pasifik yakni pangkalan angkatan laut Amerika serikat pada tanggal 8 Desember 1941, kemudian penyerangan selanjutanya menuju kearah selatan sesuai dengan tujuan utama untuk menguasai pusat-pusat minyak yang ada di Asia Tenggara. Penyerangan terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik tersebut dilakukan oleh dengan alasan bahwa kawasan Asia Tenggara saat itu di kuasai oleh Negara-negara yang menjadi sekutu dari Amerika Serikat, sehingga perlu dilindungi olehnya.
Iinfasi Jepang selanjutnya ke Indonesia terutama ditujukan pada daerahdaerah yang dipandang yang dipandang sangat strategi dalam bidang ekonomi, bidang politik dan bidang pertahanan keamanan. Tanggal 16 Desember 1941 jepang mendarat di Miri (Kalimantan Utara), selanjutnya bergerak ke Serawak dan mendudukinya pada tanggal 24 Desember 1941, dan kota Waringin dikuasai tanggal 7 maret 1942. Sedangkan Tarakan diduduki tanggal 12 pebruari 1942, Sedangkan Banjarmasin sudah dikuasai pada tanggal 8 pebruari 1942 dan Balikpapan tanggal 24 pebruari 1942.
Sedangkan untuk Sumatera dan kawasan timur Indonesia. Untuk pulau sumatera, Palembang dan jambi direbut tanggal 26 Pebruari 1942. Sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia yang pertma diduduki yakni Manado tanggal 11 januari 1942, sebab manado merupakan pintu masuk dari kawasan pasifik.Kemudian kendari tanggal 24 januari 1942, disusul Ambon tanggal 3 pebruari 1942 Ujung Pandang 8 pebruari 1942 dan Kupang serta Dili diduduki pada tanggal 18 dan 20 pebruari 1942.
Melihat peta penguasaan jepang terhadap daerah tersebut, berarti bahwa Jepang mendahulukan daerah-daerah yang dianggap sangat strategi dalam bidang ekonomi dan pertahanan keamanan. Mengingat Kalimantan ,Sumatera dan Irian merupakan daerah penghasil minyak bumi yang tidak dihasilkan oleh Jepang, sedangkan Sulawesi dan Maluku merupakan sebagai daerah strategi dilihat dari segi pertahanan keamanan, sebab letaknya berhadapan langsung dengan laut pasifik yang merupakan pintu masuk ke Indonesia.
Selanjutnya, Jepang melanjutkan penyerangan sekaligus menguasai dan menduduki Pulau Jawa . Jawa bagi Jepang adalah daerah yang sangat strategi dari segi politik, sebab sebagai pusat pemerintahan koloni Belanda dan sebagai pusat pergerakan di Indonesia.
Dengan direbutnya daerah-daerah tersebut diatas, berarti Jawa sudah terkepung oleh pasukan militer Jepang. Dan menunggu saat yang tepat melakukan invasi terhadapnya. Ahirnya tanggal 1 maret 1942, jepang mendarat di tiga daerah di pulau jawa yakni; Banten, Indramayu dan Rembang masing-masing dengan kekuatan satu divisi. Setelah menduduki ketiga daerah tersebut Jepang melanjutkan serangan terhadap Kalijati yang dipersiapkan sebagai sebagai pangkalan peswat tempurnya. Dalam penyerangan ini juga Bandung, Bogor dan Purwakarta diduduki.
Setelah dari Rembang, Jepang menlanjutkan penyerangan ke Semarang, Magelang, Solo, Yogyakarta dan ke Parahiangan. Sedangkan Pasukan Jepang lainnya menuju ke daerah Jawa Timur yakni Surabaya dan Malang dan berhasil mengalakan pasukan Belanda dan menduduki daerah tersebut.
Sepertinya penyerangan-penyerangan yang di lakukan oleh Jepang pada daerah-daerah yang telah disebut tidak mendapat perlawanan yang berarti dari pasukan Belanda. Hal ini disebabkan Pasukan belanda yang ada di Indonesia saat itu tidak disiapkan untuk menghadi situasi perang, akan tetapi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyrakat. Akhirnya tanggal 9 maret 1942 Belanda menyatakan menyerah kepada pihak Jepang.
Pernyataan menyerahnya Belanda tanpa syarat Belanda ke pihak Jepang ditanda tangani di Kalijati tanggal 9 Maret 1942, pihak Belanda diwakili oleh panglima angkatan perang Hindia Belanda yakni Jenderal Teer Porten, sedangkan dari pihak Jepang di wakili oleh Immamura, setelah mengdakan perundingan selama beberapa hari di daerah Kalijati.
Pemilihan Kalijati sebagai tempat perundingan dan penandatanganan perjanjian penyerahan Belanda terhadap Jepang, sebab daerah ini menjadi menjadi pusat pertempuran di pulau jawa, seperti yang disampaiakan oleh S. Mijosji dalam (Nasution, 1977:89):” …..Sudah selayaknya sekitar Kalitaji masih hangat sekali bekas pertempuran yang hebat, baik pertempuran udara maupu darat yang menimbulkan pemandangan sedih dan dahsyat. Tank-Tank, kereta meriam, kereta pos, kereta dapur atau senapn-senapan masin, masker, dan peluruh rusak dan tidak bertimbun-timbun berceceran di kiri kanan sepanjang jalan. Di samping jalan terdapat lubang-lubang yang disebabkan oleh bom-bom dan bauh manyat musuh menyakitakan hidung”.
Seperti sudah dijelaskan bahwa Jepang untuk mengusai Indonesia melakukan gerakan militer dengan menyerang dan menguasai terlebih dahulu daerah-daerah yang dianggap strategis dalaam bidang ekonomi, seperti Kalimantan dan kemudian daerah yang anggap strategis dalam bidang pertahanan keamanan, seperti sulawesi, kemudian selanjutnya menguasai Jawa yang dianggap sangat strategi secara politik. Dan dengan berhasil menduduki pulau jawa pertanda bahwa secara keseluruhan wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh tentara Jepang dan akhirnya Jenderal Teer Porten Panglima angkatan perang Belanda di Indonesia menandatangani peernyaan menyerahnya Belanda Secara resmi kepada Jepang tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati. Ada hal yang menarik didalam peristiwa ini yakni bahwa Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu Tjadra Van Stakenborg saat itu, tidak mendatangani pernyataan tersebut, sebab beliau berpandangan bahwa Jepang tidak akan lama menguasai Indonesia dan akan dikuasai oleh Belanda kembali. Pandangan ini didasari oleh telah bangkit kembali tentara Amerikat Serikat yang dikalahkan oleh Jepang tahun 1941, danmelakukan penyerangan terhadap daerah-daerah yang dulunya dikuasai oleh tentara Jepang direbut dan arah penyerangannya menuju kea rah selatan termasuk Indonesia, dan Jepang akan dikalahkan kembali.
Kenyataannya kemudian ternyata benar, sebab Jepang dikalahkan oleh Sekutu dalam perang Asia Timur Raya tahun 1945 dan tahun ini juga sebagai akhir dari masa pendudukan Jepang di Indonesia sejak kedatangannya tahun 1942.

Daftar Pustaka
Nasution, A.H. 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan. Bandung: Angkasa.
Moedjanto, G. 1992. Indonesia Abad ke XX. Yogyakarta: Canisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar