Kamis, 12 Januari 2012

Ilmu-ilmu Bantu Sejarah

1. Paleontologi

Paleontologi adalah ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah ada di muka bumi, terutama fosil-fosil kata ‘’fosil’’ berasal dari bahasa Yunani, lissilis, yang berarti apa yang digali atau dikeluarkan dari tanah. Kemudian kata ini memmiliki arti khusus yang mengenai sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan itu tetap terpelihara karena telah membantu serta tersimpan selama ratusan juta tahun.

2. Paleoantropologi

Kalau paleontologi merupakan ilmu yang mempelajari fosil-fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia-manusia purba sehingga disebut juga antropologi ragawi. Objek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. Ilmu ini bertujuan untuk merekontruksi asal-usul manusia evolusi, persebarannya, lingkungannya, cara hidup, dan budayanya.

3. Arkeologi

Arkeologi adalah kajian ilmiah, mula-mula menghsilkan kebudayaan prasejarah dengan cara penggalian (ekskavasi) dan pemaparan ( deskripsi) sisa-sisa peninggalan prasejarah. Kemudian dikaji juga hasil-hasil kebudayaan atau peninggalan manusia setelah memasuki periode sejarah yang ditentukan melalui ekskavasi-ekskavasi di situs-situs arkeolog, yaitu tempat-tempat yang dianggap menyimpan bukti-bukti arkeologis.

4. Paleografi

Paleografi adalah kajian tentang tulisan-tulisan kuno, termasuk ilmu membaca, menentukan waktu (tanggal), dan menganalisis tulisan-tulisan kuno yang ditulis diatas papirus, tablet-tablet tanah liat, tembikar, kayu, perkamen (vellum) kertas, lontar (daun enau).

5. Epigrafi

Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok antara paleografi dan epigrafi, kecuali pada materi yang dipakai untuk menulis. Epigraf adalah pengetahuan mengenai cara membaca, menentukan tanggal atau waktu, dan menganalisis tulisan atau inkripsi kuno pada benda-benda yang dapat bertahan lama seperti batu, logam atau gading. Inkripsi atau prasasti tersebut dimaksudkan untukmemberikan informasi, atau catatan mengenai kejadian-kejadian penting. Kajian atas inkripsi atau prasasti ini acapkali merupakan satu-satunya sumber informasi pertama atau pengetahuan kita tentang masa-masa awal sejarah.

6. Ikonografi

Ikonografi adalah ilmu tentang arca-arca atau patung-patung kuno dari zaman prasejarah dan sejarah. Arca-arca atau patung-patung ini dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari bangunan-bangunan keagamaan seperti kuil, gereja atau candi. Sejumlah besar patung telah dihasilkan oleh masing-masing peradaban kuno dunia, seprti Mesir, Mesopotamia, Persia, Indian, Pra Yunani, Yunani, Romawi, Cina. Begitu pila patung-patung atau arca dari Abad Pertengahan dan Reneissance di Eropa.

7. Numismatik

Numismatik adalah ilmu yang mempelajari mata ung (coins), asal-usul, teknik pembuatannya, sejarah, mitologi dan seninya. Mata uang atau koin itu ialah sekeping logam yang diberi bentuk dan berat tertentu, yang memuat tanda-tanda dicapkan diatasnya oleh pejabat pemerintah sehingga menjadi jaminan sah mengenai nilai san beratnya sebagai alat tukar resmi. Mata uang itu ada yang berupa kertas, tetapi umumnya dari logam yang dapat bertahan lama. Mata uang logam terbuat dari tembaga, perunggu, perak dan emas.

8. Ilmu Keramik

Keramik adalah nama umum untuk tembikar. Cina dan Porselin. Pengetahaun tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarahdan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah, baik untuk periode sejarah, baik untuk periode prasejarahmaupun periode sejarah. Dari kajian tentang kramik maka dapat diketaui tentang ancer-ancer waktu, pemilik atau pendukung budaya pemakaian keramik, lau lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa.

9. Genealogi

Genealogi adalah pengetahuan mengenai asal-usul nenek moyang atau keturunan keluarga seseorang atau beberapa orang. Dahulu kaisar-kaisar, raja-raja, atau orang-orang terkemuka biasa membuat pohon-silsilah (family tree) untuk menunjukan asal-usul leluhurnya. Sekarang penelusuran riwayat hidup (biografi) dari orang-orang tertentu yang menjadi objek penelitian dapat dilakukan melalui biodata atau curriculum vitae. Penulisaan sejarah keluarga ( family history) umumnya mengunakan genealogi sebagai dasarnya.

10. Filologi

Filologi adalah ilmu yang mempelajari naskah-naskah kuno. Naskah-naskah itu ditulis dalam bahasa-bahasa Jawa Kuno, Sunda Kuno atau Melayu. Naskah-naskah itu ada yang penting untuk sejarah indonesia pada umumnya, tetapi ada pula untuk sejarah lokal khususnya.

11. Bahasa

Pengetahuan Sejarawan tentang bahasa daerah atau bahasa asing sangat diperlukan dalam melakukan penelitian dan penulisan sejarah menurut topik atau subjek yang dipilihnya. Pengetahuan itu tidak perlu harus menjadikannya ahli, tetapi minimal ia dapat mengerti apa yang ditulis.

12. Statistik

Crxton dan Cowden mendefinisikan statistik itu sebagai koleksi, presentasi, analisis, dan interprestasi dan angka. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa statistik tidak harus dianggap sebagai subjek yang mempunyai hubungan hanya dengan ilmu-ilmu fisika, kimia, ekonomi, dan sosiaologi. Statistik itu bukan ilmu (science) melainkan sebuah metode ilmiah (dcienntilic method).

13. Etnografi

Etonografi merupakan salah satu cabang dari antropologi kajian ini memberikan deskripsi dan analisis tentang kebudayaan suatu masyarakat atau kelompok suku bangsa (ethnic group) tertntu. Uraian terperinci mengenai seluruh unsur kebudayaan kelompok masyarakat atau suku itu seperti bahasa, mata pencaharian, sistem pengetahuan dan teknologi, organisasi sosial, kesenian, dan religinya.



Sumber Buku ; Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan ( Ismaun )




Selasa, 10 Januari 2012

Kerajaan Gupta Dinasti Gupta

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:IndiaGuptaEmpire.jpg)

1. Chandragupta ( 320-330 M )

Chandargupta adalah pendiri dari Dinasti Gupta, yang berasal dari asal-usul yang tidak diketahui dengan pasti. Konon dia seorang petualang dari kalangan rendah, namun berhasil mengawini seorang puteri raja bernama Kumala Devi, berasal dari suku Licchavi yang termasyhur di Vaisali. Suku tersebut pernah berkuasa di India utara, namun tenggelam oleh munculnya dinasti Maurya. Mengenai Raja pendiri Dinasti Gupta ini tidak banyak diketahui seluk-beluk kehidupan sosialnya, kebudayaanya, keagamaannya, dan politiknya. Didalam buku Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan ( Abu Su’d ) hanya menjelaskan tentang pusat pemerintahan yang terletak di Pataliputra, dan telah dikeluarkannya mata uang baru untuk melestarikan kehormatan Raja dan Permaisuri, yang bergelar Maharaja-diraja.

2. Ramagupta ( 330-335 M )

Ramagupta adalah putera dari Chandragupta sekaligus kakak dari Samudragupta, Ramagupta adalah Raja kedua dari dinasti Gupta yang menggantian Ayahandannya. Tokoh ini amat disembunyikan dari dari silsilah dinasti Gupta, kerena kekalahannyan ketika berusaha menaklukan suku bangsa Saka sekitar tahun 335 M.

3. Samudragupta, Sarvarajaccheta ( 335-376 M )
  • Bidang Sosial
Dalam bidang sosial tidak begitu banyak yang di jelaskannya, bahkan hampir tidak ada. Namun disana hanya dijelaskan bahwa Raja mengeluarkan mata uang emas, yang antara lain bergambar Raja sedang bermain kecapi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah ada perdagangan yang amat ramai, itu bisa dibuktikan dengan Raja mengeluarkan mata uang emas.
  • Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan, disana telah berkembang kesusastraan dan musik, itu dibuktikan dengan oleh Raja selain sebagai Raja beliau juga sebagai penyair dan pemusik. Disana pun telah berkembang Drama itu dibuktikan dibangunnya gedung-gedung sandiwara yang indah, yang dihiasi lukisan indah pula. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa telah banyak kebudayaan yang berkembang seperti sastra, musik, dan pertunjukan drama yang dijadikan sebuah hiburan bagi Raja dan rakyat.
  • Bidang Keagamaan
Dalam bidang keagamaan disana terdapat dua agama yang berkembang yaitu agama Hindu dan agama Budha, Raja samudragupta sendiri beragama Hindu, namun dia mengangkat penasihat dari mereka yang beragama Budha. Bila di lihat dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan beragama disana telah mempunyai sikap toleransi yang tinggi, ini dibuktikan dengan sikap Raja mengangkat penasihat dari yang berbeda agama dengan dirinya.
  • Bidanng Politik
Raja Samudragupta dianggap sebagai puncak kerajaan Gupta,sebab kekuasaannya telah mencakup seluruh India utara, meskipun tidak termasuk bagian barat laut. Dalam bidang politik, Samudragupta dalam melaksanakan ambisi ayahandanya ia menitik beratkan rencana kegiatan kenegaraannya seperti yang terkenal dengan digvijaya atau penaklukan atas Empat Penjuru Angin. Yang dimaksud dengan Empat Penjuru Angin itu tidak saja empat kawasan di sekeliling kerajaan Gupta, namun juga berarti empat katagori musuh yang harus dihadapi dan harus ditaklukan yaitu ;
1). Raja-raja yang berhasil di bunuh dalam ekspedisi penaklukan,kemudian daerahnya disatukan dengan kerajaan Gupta.
2). Raja-raja yang dikalahkan , namun daerahnya dikembaliakan dan raja berstatus baru, yaitu Raja harus membayar upeti.
3). Raja-raja diperbatasan dan melarikan diri, yang harus membayar pajak perlindungan.
4). Raja-raja jauh yang mengakui kekuasaan Raja Gupta dengan jalan mengirimkan duta.
Bahkan tidak dapat dipunkiri lagi pengaruh kekuasaan kerajaan Gupta juga dirasakan sampai ke Sri Langka. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ambisi Raja Samudragupta sangat besar, itu dilihat dari keiginan untuk menguasai wilayah lain dengan cara penaklukan dengan digvijaya atau penaklukan Empat Penjuru Angin dan ini terbukti berhasil.

4. Chandragupta II, bergelar Vikramaditya ( 376-415 M )
  • Sosial
Dalam bidang sosial, diperkirakan masyarakat hidup makmur dan damai dikarnakan pada masa pemerintahan Chandragupta II, kerajaan Gupta merupakan negara yang makmur dan damai. Diberikannya bantuan kepada rakyat yang menderita sakit melalui pengobatan yang diberikan oleh tabib. Dan para penduduk memperoleh kebahagiaan, para penggarap tanah-tanah negara dikenakan pajak, berupa sebagian dari hasil panen, terhadap para pelaku pelanggaran tidak dikenakan hukuman berat, melainkan hanya semata-mata denda. Bahkan komplotan yang memberontak terhadap negara sekalipun, hanya diancam hukuma potong tangan sebelah kanan. Kebiasaan rakyat amat baik, tidak meminum minuman keras, juga membunuh binatang untuk dimakan. Dan disana pun masih ada pembedaan kelas. Masyarakat dilarang untuk menangkap babi ataupun unggas, apalagi memperdagangkan ternak. Sehingga mereka tidak memiliki tempat pembantaian maupun warung anggur. Dan alat pembayaran yang dipergunakan adalah lakon. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem sosialnya telah baik yaitu rakyat hidup makmur dan damai serta bagia dan alat pembayaran dilakukan dengan lakon.
  • Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan disana telah berkembang drama-drama yang biasa dipertunjukan didepan Raja, dan di kota Pataliputra setiap bulanya diselenggarakan arak-arakan kerata kuda, dan patung-patung Budha juga diarak diiringi dengan musik serta diasapi dnegn dupa kemenyan wangi, serta bau semerbak bunga-bungaan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan Drama merupakan kesenian yang sejak masa samudragupta masih dipertankan dalam masyarakat, dan disana pun ada arak-arakan kereta kuda dan patung Budha, yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali.
  • Bidang Keagamaan
Dalam bidang keagamaan, disana berkembang agama Hindu, Budha, dan Jainisme. Ajaran Budis maupun Jainisme mulai meresap dalam sanubari masyarakat India. Sementara itu ajaran Brahmanisme perlahan namun pasti, mulai digantikan dengan Hinduisme. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa berkembang pesatnya tiga agama yaitu Hindu, Budha, dan Jainisme. Serta semakin lunturnya ajaran Brahmanisme dalam masyarakat.
  • Bidang Politik
Selama pememerintahannya dia dijuluki Vikramaditya yang berarti matahari kebenaran, karena kepribadian maupun penampilannya selama dia memerintahmenunjukan sifat-sifat yang menerangi masyarakat. Dia pun memindahkan pusat pemerintahan dari kota Pataliputra ke kota Ayodhya yang mayoritas Hindu, sebuah kota terpenting di Kosala. Untuk mengokohkan kekuasaannya ia mulai melakukan penyerangan-penyerangan, salah satu yang ditaklukan adalah Satrap Saka dari Ujjain. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Raja memindahkan pusat pemerintahan ke Ayodhya untuk mendapatkan semangat Hindunisme kembali dalam pemerintahannya. Kita tau bahwa kota Pataliputra pada masa Maurya merupakan pusat pemerintahn yang Budistis, dan dia pun meelakukan penyerangan-penyarangan untuk mengokohkan kekuasaannya.

5. Kumaragupta ( 415-455 M )

Dalam bukunya Abu Su’ud tidak dijelaskan tentang bidang sosial, kebudayaan, keagamaan, dan politiknya pada masa pemerintahan Raja Kumaragupta.

6. Skandagupta ( 455-467 M )

Pada masa pemerintahan Raja Skandagupta, dia berhasil menahan arus serbuan dari suku bangsa Huna putih atau Ephthalit.dan keberhasilan itu dituliskan pada sebuah tonggak kemenangan dari dari batu. Dan pusat pemerintahannya berpusat di Ayodhya. Selanjutnya dia membangun sebuah candi bagi Visnu, untuk mengenang kemenangan tadi. Dan mengenai bidang sosial, keagamaan, tidak dibahas dalam bukunya Abu Su’ud. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan militer pada masa Skandagupta masih Kuat, itu terbukti dengan berhasil menahan arus seramgan dari suku bangsa Huna.

7. Paragupta

Paragupta menggantikan Raja Skandagupta, pada waktu itu tidak berhasil menandingi kekuatan musuh, ketika mereka sekali lagi melancarkan serangan. Maka perpecahanpun segera muncul diambang pintu bekas kerajaan Gupta yang jaya itu. Dan akhirnya kerajaan Gupta jatuh kedalam kekuasaan suku bangsa Huna putih. Serta kerajaan Gupta pun menjadi daerah taklukan yang harus membayar upeti.




Sumber Buku ; Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan ( Abu Su’ud )



 

Jumat, 06 Januari 2012

Dinasti Harsha


(http://www.columbia.edu/itc/mealac/pritchett/00maplinks/early/harsha/harsha2.jpg)

1. Harsha Vardhana ( 606-647 Masehi )

Harsha Vardhana diangkat menjadi Raja di Kenauj, dikarenakan ia telah nengalahkan Malwa serta sekutunya. Dan segeralah rakyat besreta para Mentri di Kenauj mengngkat Harsha ke atas singgasana Kenauj yang kosong. Maka dua negeri telah menjadi bersatu.
  • Bidang Sosial
Kenauj adalah sebuah kota yang indah, penuh dengan candi dan biara, merupakan gambaran negeri yang makmur. Di sepanjang jalan disediakan rumah-rumah peristirahatan untuk para biku, yang lengkap dengan persediaan makanan dan obat-obatan. Bagi orang sakit seta kaum terlantar disediakan juga perawatan Cuma-Cuma. Kota-kota maufun desa-desa pada waktu itu mempunyai gapura-gapura dalam, tembok-tembok keliling yang luas dan tinggi, serta jalan-jalan kampung yang berliku-liku. Setiap pejalan yang menggunakan jalan umum diharuskan menggunakan jalan kiri, dan rumah-rumah penduduk terbuat dari tanah liat yang dibakar ( batu bata ). Serta sistem kasta masih dilakukan sepenuhnya. Dari pernyataan diatas dapat disimpukan bahwa disana telah memiliki kota yang indah dan makmur, serta disediakannya pengobatan Cuma-Cuma. Rumah penduduk di buat dari tanah liat yang dibakar, serta sistem kasta masih dilakukan sepenuhnya.
  • Bidang Keagamaan
Agama yang berkembang pada waktu itu ialah agama Hindu dan Budha, Raja sendiri memeluk agama Budha, beserta keluargannya, namun untuk menjaga keakraban dia pun melaksanakan agama secara selektif. Dia pun memeliki toleransi yang cukup tinggi bahkan cendrung bersifat Sinkritistik , itu dibuktikan, meskipun dia penganut agama Budha, namun dia juga melakukan upacara keagamaan yang sama terhadap Siva, Surya, maupun Budha. Yang akhirnya muncul gejala tantrayana. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah ada toleransi yang tinggi dalam keagamaan yaitu dibuktikan oleh Raja yang notabene beragama Budha, juga memuja Siva dan Surya.
  • Bidang Kebudayaan
Pada bidang kebudayaan tidak begitu banyak dijelaskan budaya yang berkembang disana. Tetapi disan telah berkembang seni sastra, dan tidak mengherankan, bila ada waktu senggang Raja menulis drama. Dan budaya membakar myat masih berlaku disana. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah berkembang drama yang dijadikan hiburan oleh Raja dan rakyatnya, serta tradisi yang masih dipegang kuat.
  • Bidang Hukum
Dalam bidang hukum disana, kejahatan maupun pelanggaran tidak mengakibatkan hukuman mati. Pelanggaran tata susila berupa pemerkosaan, misalnya diancam hukumana berupa potong telinga dan hidung. Dan hak milik perorangan dijamin oleh hukum. Para penggarap tanah dikenakan pajak tanah berupa pemotongan atas hasil panen. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berkembang disna sangat lemah, dikarenakan tidak adanya hukuman mati, tidak seketat pada masa Gupta. Tetapi dalam kepemilikan perorangan telah dijamin oleh hukum.
  • Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, yaitu sangat menitik beratkan pada pendidikan keaganaan, dan dilaksanakan di biara-biara. Mereka disana menggunakan huruf Branmi, sedangkan dalam pergaulan kaum pelajar menggunakan bahasa sansekerta. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terpusat pada keagamaan, yaitu agama Budha. Dan huruf yang digunakan adalah Branmi serta bahasa Sansekerta.
  • Bidang Politik
Dalam bidang politik setelah Harsha menduduki tahta kejayaannya, Harsha pergi melakukan kunjungan inspeksi kenegaraan, pergi dari arah barat ke timur dari negrinya. Dia melakukan penaklukan pada daerah yang dianggap tidak patuh. Hal ini dilakukan untuk pemulihan kejayaan india utara. Dan akhirnya kekuasaanya terbentang dari muara sunagai gangga sampai ke sungai sutlej, yang meliputi Malwa, Gujarat, serta Kathiawar. Dia pun memakai gelar ‘’Penguasa Lima Negara’’ meliputi Punjab, Kanauj, Benggala, Mithila dan Orissa. Negerinya secara administratif terbagi atas banyak provinsi yang dikepalai oleh Gubernur. Dan sistem pemerintahan Raja bersifat feodalistik.
Menurut sebuah tulisa, yang ditulis oleh Kalhana sejarawan dari Kashmir, bahwa pemerintahan Harsha berakhir dengan suatu malapetaka. Konon hal itu terjadi kerena sifatnya yang terlampau baik, lembut dan halus, sehingga para pembantunya menganggapnya sebagai kelemahan, mulai melakukan penghianatan. Dan akhirnya nyawanya direnggut oleh tentaranya, yang selama ini dibina dengan kasih sayang dan tekun.




Sumber Buku ; Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan ( Abu Su’ud )


Kerajaan Magadha Dinasti Maurya


(http://go.grolier.com/map?id=mh00078)

1. Chandragupta Maurya ( 322-298 SM )
  • Bidang Sosial
Betapa indahnya kota Pataliputra yang terleta di tepian sungai Gangga.Bentuknya jajaran genjang, dengan ukuran sekitar 14 km masing-masing sisanya, dan dikelilingi oleh parit-parit yang dalam, yang bisa dikeringankan sewaktu-waktu, dengan cara mengalirkan airnya ke sungai pada kedua ujungnya. Dingding kota dibuat dari balok kayu yang diruncingkan ujungnya. Terdapat jembatan gantunguntuk menghubangkan bagian dalam dan luar kota, yang sewaktu-waktu dapat diangkat, terletak pada setiap gerbang bermenara yang terletak pada jarak tertentu. Kota ini dirancang dengan baik disana terdapat warung minum, rumah judi, gedung sandiwara, tempat pacuan kuda dan balai pertemuan umum. Disana juga terdapat bazar, semacam pasar besar tempat dagangan dari dalam dan luar negeri. Gambaran lain mengenai sistem transportasi pada waktu itu. Di sepanjang jalan raya pada setiap jarak tertentu didirikan tiang-tiang petunjuk jarak, juga rumah-rumah peristirahatan yang sekaligus dipergunakan sebagai pos-pos pergantian kendaraan. Gambaran mengenai sistem perdagangan pada waktu itu. Arus perdagangan antar negara amat ramai, terutama dengan Tiongkok, Yunani, Romawi, Mesopotamia. Satu hal yang mengherankan, bahwa meskipun arus perdagangan yang amat ramai, nampaknya kerajaan Maghada tidak pernah mengembangkan percetakan mata uang sendiri secara lebih teratur. Jadi mata uang yang selalu diprgunakan ialah mata uang Persia maupun Yunani. Bentuk mata uang India sendiri sangat kasar. Sistem kasta merupakan sistem pelapisan sosial yang masih dipegang kuat. Bahan pakaian utama pendudk dibuat dari kapas, dengan warna-warna yang terang. Di terik matahari mereka biasa memakai payung. Sedangkan makanan pokok meraka adalah nasi yang dibubur dengan lauk daging yang dicincang. Pada masa Chandragupta boleh dikatakan tidak terdapat kelaparan, dikrenakan sistem pengairan yang baik, sehingga tahan pertanian bisa ditanami dua kali setiap tahunnya. Dapat di simpulkan bahwa kehidupan di bidang sosial pada masa Chandragupta yaitu sudah tersusun sangat baik seperti keadaan tata kota yang sangat baik sistem transportasi yang sangat baik ditunjukan dengan adanya tiang-tiang petunjuk jarak pada setiap jarak tertentu, serta sitem perdagangan yang sangat ramai antar negara seperti, Tiongkok, Yunani, Romawi, maupun Mesopotamia. Dan sistem kasta merupakan sistem sosial yang masih dipegang kuat oleh masyarakat.
  • Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan disana ditemukan, adanya hiburan yang digemari oleh rakyat seperti arak-arakan maupun komidi kuda, yang di selenggarakan oleh pihak kerajaan. Demikian juga pertunjukan tari-tarian dan pantomim, yang biasa dilakukan dikampung-kampung. Dan pula ditemukan adanya sebuah olahraga atau perlombaan binatang melawan binatang dan binatang melawan manusia, yang biasanya di tonton oleh raja. Serta perlombaan kereta perang, ketangkasan menunggang kuda maupun lembu. Dan disana pun terdapat sayembara colon pengantin perempuan melalui olahraga semacam tinju. Dan dikalangan keluarga prajurit atau kaum ksatria masih , secara sukarela masih berlaku kebiasaan Sati atau membakar diri bagi janda ksatria tersebut bersama jenazah suaminya. Dapat disimpulkan di bidang kebudayaan di sana telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-arakan, komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju untuk memperebutkan calom pengantin perempuan.
  • Bidang Keagamaan
Di bidang keagamaan dikatakan masyarakat beragama Hindu memuja Heracles, Dionysus, maupun Zeus Ombrios. Pusat pemujaan Heracles adalah Mathura,dari sini kita dapat menduga bahwa Heracles itu Kreshna, yang lebih dikenal sebagai sais kerata perang Arjuna, dan yang sekaligus menjadi Raja di Yadava, dan tempat kelahirannya di Mathura. Sedangkan yang dimaksud dengan Dionysus boleh jadi ialah Dewa Siwa, dan Zeus ialah Dewa Indra. Dapat disimpulkan dari bidang keagamaan bahwa masyarakat pada masa Chandragupta banyak memuja Dewa, dan Dewa yang di puja adalah Dewa lokal.
  • Bidang Politik
Di bidang politik dilakukan tukar-menukar perutusan kenegaraan, pada waktu itu diutus seorang Duta Besar bernama Megastenes dikirim ke istana Pataliputra untuk bertugas selama beberapa tahun. Sistem pemerintahan kerajaan membagi kerajaan menjadi tiga propinsi, yang masing-masing dikepalai oleh raja muda, yang biasanya di jabat oleh seorang keluarga Raja. Ketiga propinsi itu masing-masing berpusat di Taksasila, Ujjain, dan Tosali. Berada langsung dibwah Raja muda adalah para komisaris bagian, yang disusul bagian lain dibwah mereka para pegawai daerah. Sistem pemerintahan pada masa Chandragupta yaitu bersifat birokratis. Dalam melaksanakan pemerintahan sehari-hari Raja dibantu oleh para Mentri, yang menjabat berbagai macam portofilio. Sementara itu pemerintahan kota dilaksanakan oleh enam badan, yang masing-masing terdiri dari lima orang anggota. Kehidupan perundang-undangan serta hukum mengatakan, mengatakan bahwa hukum dipelihara menurut tradisi lisan, karena tidak dikenal hukum tertulis. Dan ukum pidana sangat mengerikan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan di bidang politik telah cukup baik, dengan diadakannya tukar-menukar duta besar, membagi kerajaan kedalam tiga propinsi yang masing-masing dikepalai oleh Raja muda, dan sistem pemerintahan pada waktu itu pun bersifat birokratis. Dan dalam melaksanakan pemerintahannya Raja di bantu oleh para Mentri, yang menjabat berbagai macam portofilio. Dan sistem hukum disan dikenal dengan hukum secara lisan, karena tidak adanya hukum tertulis, serta hukum pidana sangat mengerikan, ini dilakukan agar masyarakat mematuhi undang-undang yang berlaku disana.

2. Bindusara ( 298-273 SM )
  • Bidang Sosial
Dalam bidang sosial pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak dijelaskan tentang bidang sosialnya dikarenakan kurangnya sumber berita tentang Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang sosialnya tidak berbeda jauh dengan masa Chandragupta, yaitu sudah tersusun sangat baik, seperti keadaan tata kota yang sangat baik, sistem transportasi yang sangat baik ditunjukan dengan adanya tiang-tiang petunjuk jarak pada setiap jarak tertentu, serta sitem perdagangan yang sangat ramai antar negara seperti, Tiongkok, Yunani, Romawi, maupun Mesopotamia. Dan sistem kasta merupakan sistem sosial yang masih dipegang kuat oleh masyarakat.
  • Bidang Kebudayaan
Sama dengan bidang sosial, di bidang kebudayaan juga pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak dijelaskan tentang bidang kebudayaanya, dikarenakan kurangnya sumber berita tentang Raja ini. Tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang kebudayaan tidak berbeda jauh dengan masa Chandragupta, yaitu di sana telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-arakan, komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju untuk memperebutkan calom pengantin perempuan.
  • Bidang Keagamaan
Dalam bidang Keagamaan pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak dijelaskan tentang bidang keagamaannya dikarenakan kurangnya sumber berita tentang Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang keagamaannya tidak berbeda jauh dengan masa Chandragupta, yaitu masyarakat pada masa Bindusara banyak memuja Dewa, dan Dewa yang di puja adalah Dewa lokal.
  • Bidang Politik
Di bidang politik yaitu terjalinnya hubungan diplomatik dengan beberapa negara asing, terutama dengan kerajaan Antiochia di Siria maupun Alexandria di Mesir. Semasa pemerintahannya dia dijuluki Amitraghata atau Sang Penakluk. Konon julukan ini disebutkan, karena dia berhasil menaklukan daerah-daerah baru, dan memasukannya kedalam daerah kekuasaan Maghada. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah terjalin hubungan diplomatik dengan negara asing,artinya kehidupan bidang politiknya sudah cukup baik.

3. Asoka ( 273-232 SM )
  • Bidang Sosial
Dalam bidang sosial disana didirikan tonggak-tonggak sabda Raja, juga ditanamya pohon-pohon pelindung di sepanjang jalanan umum, digalinya sumur-sumur untuk umum, dan dibangunnya rumah-rumah sakit untuk manusia maupun hewan. Lembaga-lembaga persekolahan juga banyak didirikan untuk peningkatan pendidikan rakyat, terutama yang mengajarkan agama Budha. Dan terdapat kecendrungan makin hilangnya corak hukum yang penuh kekerasan, seperti yang berlaku selama zaman Chandragupta. Serta praktik ‘’ahimsa’’dilaksanakan bagi semua makhluk hidup. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada masa pemerintahan Asoka, lebih menitikberatkan pada pelayanan terhadap rakyatnya, dibuktikan dengan di tanamnya pohon-pohon pelindung, sumur-sumur untuk umum, dibangunnya rumah sakit untuk umum maupun hewan, dan dibangunnya lembaga-lembaga pendidikan untuk rakyat. Serta Raja membangun tonggak-tonggak yang berisi tentang sabda-sabda Raja Asoka.
  • Bidang Kebudayaan
Di bidang kebudayaan tidak banyak di ceritakan tentang kebudayaan yang berkembang pada masa Asoka, disana di sebutkan bahwa sering diselenggarakan pertunjukan beraneka ragam hewan, untuk memikat hati para penggemar hewan piaraan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sedikit kebudayaan yang berkembang pada masa Asoka.
  • Bidang Keagamaan
Di bidang keagamaan, agama yang berkembang pada masa Asoka, yaitu agama Budha, dan Sang Raja Asoka pun memeluk agama Budha, karena terpengaruh oleh kebijaksanaan seorang pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta dari Mathura. Dan agama Budha pun dikembangkan keseluruh penjuru daerah kekuasaannya. Salah satu sikap positif dalam bidang keagamaan yaitu, Raja menunjukan toleransi tinggi terhadap agama yang ada. Seperti Raja menunjukan toleransi tinggi pula terhadap penganut agama Hindu, meskipun dia sendiri penganut agama Budha. Dia bahkan melindungi penganut agama Brahma, Jainisme, serta penganut aliran lainnya. Demikian pula dibangun gua-gua tempat para petapa yang telanjang dari aliran Ajivika. Dibangunnya tempat-tempat ziarah bagi tempat-tempat suci agama Budha, dan mendirikan tiang-tiang peringatan pada tempat-tempat kelahiran Budha Gautama, tempat Budha melaksanakan khotbah pertama di Taman Rusa, tempat mula pertama Budha menerima penerangan atau bodhi. Dan pada masa Asoka pun diadakannya sebuah sebuah muktamar besar agama Budha di ibu kota Pataliputra, dibawah pendeta Upagupta, yang berlangsung selama sembilan bulan. Dan menjadikan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dibidang keagamaan sudah adanya sebuah toleransi yang tinggi, terhadap perbedaan keyakinan, dibuktikan dengan dilindunginya peganut agama Brahma, Jainisme, dan lainnya. Serta dibangun gua-gua tempat para petapa yang telanjang dari aliran Ajivika, meskipun pada waktu itu Asoka beragama Budha, tapi ia sangat menjunjung tinggi sikap toleransi terhadap agama.
  • Bidang Politik
Di bidanng politik pada masa Asoka, pada awalnya dapat dikatakan bersifat otoriter, namun lambat laun setelah Asoka memeluk agama Budha karena terpengaruh kebijaksanaan pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta dari Mathura. Sejak itu berubahlah Asoka dari seorang yang kejam menjadi orang yang bijak serta belas kasihan terhadap sesama. Dan merubah politiknya menjadi Undang-undang Kasih Sayang, sebagai mana yang telah diajarkan oleh Budha. Bagi dia sekarang satu-satunya kemenangan ialah kemenangan yang dihasilkan oleh undang-undang kasih sayang. Dan sekali lagi ia menyatakan ‘’penaklukan menurut hukum merupakan satu-satunyapenaklukan yang penuh kenikmatan.’’ Dan Asoka raja pertama di dunia yang terang-terangan mengutuk peperangan sebagai alat politik yang kejam. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, sitem politik Asoka yang berawal dari bisa dikatakan otoriter berubah menjadi Undang-undang Kasih Sayang setelah memeluk agama Budha, dan setelah itu Asoka menjadi bijak dan belas kasihan terhadap sesama.

4. Dasaratha ( 232-185 SM )

Pada masa pemerintahan Dasaratha, dalam bukunya Abu Su’ud yaitu tidak di jelaskan mengenai bidang sosialnya, bidang kebudayaannya, bidang keagamaannya, dan bidang politiknya. Disana dituliskan penjelasan, bahwa cucunya hampir dapat memenuhi harapan kakeknya ketika memerintah Maghada, namun nasib buruk kemudian mengakhiri pemerintahannya, yaitu sebuah komplotan yang dihasut oleh para Brahmana telah mengakhiri riwayat Dasaratha, yang merupakan Raja terakhir dari dinasti Maurya.




Sumber Buku ; Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan ( Abu Su’ud )