Kerajaan Samudra Pasai
oleh;
Dede Yusuf
A. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan
Samudra Pasai tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan Islam yang pertama.
Mengenai awal dan tahun berdirinya kerajaan ini tidak diketahui secara pasti.
Akan tetapi menurut pendapat Prof. A. Hasymy, berdasarkan naskah tua yang
berjudul Izhharul Haq yang ditulis oleh Al-Tashi dikatakan bahwa sebelum Samudra
Pasai berkembang, sudah ada pusat pemerintahan Islam di Peureula (Perlak) pada
pertengahan abad ke-9. Perlak berkembang sebagai pusat perdagangan, tetapi setelah
keamanannya tidak stabil maka banyak pedagang yang mengalihkan kegiatannya ke
tempat lain yakni ke Pasai, akhirnya Perlak mengalami kemunduran.
Dengan
kemunduran Perlak, maka tampillah seorang penguasa lokal yang bernama Marah
Silu dari Samudra yang berhasil mempersatukan daerah Samudra dan Pasai. Dan
kedua daerah tersebut dijadikan sebuah kerajaan dengan nama Samudra Pasai. Kerajaan
Samudra Pasai terletak di Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara, yang berbatasan
dengan Selat Malaka. Untuk mengetahui letak Samudra Pasai, simaklah gambar peta
Sumatera berikut ini. Berdasarkan lokasi kerajaan Samudra Pasai tersebut, maka
dapatlah dikatakan posisi Samudra Pasai sangat strategis karena terletak di
jalur perdagangan internasional, yang melewati Selat Malaka.
Gambar; Lokasi kerajaan Samudra Pasai.
(Sumber Atlas Sejrah hal. 18).
Dengan
posisi yang strategis tersebut, Samudra Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam
yang cukup kuat, dan di pihak lain Samudra Pasai berkembang sebagai bandar
transito yang menghubungkan para pedagang Islam yang datang dari arah barat dan
para pedagang Islam yang datang dari arah timur. Keadaan ini mengakibatkan
Samudra Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
1. Kehidupan
Politik
Kerajaan
Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al-
Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297. Pada
masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang
bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka
dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh
wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad
yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti
dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan
Malik al-Tahir II (1326 – 1348). Pada masa ini pemerintahan
Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan
kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan
Ibnu Batulah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui
Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur
secara India dan patihnya bergelar Amir. Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra
Pasai tidak banyak diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga
bergelar Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu,
kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Siam. Dengan demikian karena
tidak adanya data sejarah yang lengkap, maka runtuhnya Samudra Pasai tidak
diketahui secara jelas. Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah paham? Kalau
sudah paham simak uraian materi berikutnya.
2. Kehidupan
Ekonomi
Dengan
letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan
Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan
peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni
(pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain.
Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al Tahir II.
Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah. Menurut cerita Ibnu
Batulah, perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju karena
didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman
berdagang di Samudra Pasai. Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah
lada, kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang
sebagai alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham).
Demikianlah uraian materi tentang kehidupan ekonomi Samudra Pasai, sekarang
Anda bandingkan dengan uraian materi berikutnya.
3. Kehidupan
Sosial Budaya
Kemajuan
dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan sosial, masyarakat Samudra Pasai
menjadi makmur. Dan di samping itu juga kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan
semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam. Hubungan
antara Sultan dengan rakyat terjalin baik. Sultan biasa melakukan musyawarah dan
bertukar pikiran dengan para ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para
tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu. Samudra
Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari
hasil peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri
Pasai. Untuk menambah pemahaman Anda tentang batu nisan tersebut, simaklah
gambar berikut ini.
Gambar; Nisan Makam Sultan
Malik al-Saleh.
Dari
gambar tersebut, yang perlu Anda ketahui bahwa batu nisan tersebut berasal
dari Gujarat (India). Hal ini berarti kerajaan Samudra Pasai bersifat terbuka dalam
menerima budaya lain yaitu dengan memadukan budaya Islam dengan budaya India. Demikianlah
uraian materi tentang keberadaan kerajaan Samudra Pasai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar