Jumat, 06 Januari 2012

Dinasti Harsha


(http://www.columbia.edu/itc/mealac/pritchett/00maplinks/early/harsha/harsha2.jpg)

1. Harsha Vardhana ( 606-647 Masehi )

Harsha Vardhana diangkat menjadi Raja di Kenauj, dikarenakan ia telah nengalahkan Malwa serta sekutunya. Dan segeralah rakyat besreta para Mentri di Kenauj mengngkat Harsha ke atas singgasana Kenauj yang kosong. Maka dua negeri telah menjadi bersatu.
  • Bidang Sosial
Kenauj adalah sebuah kota yang indah, penuh dengan candi dan biara, merupakan gambaran negeri yang makmur. Di sepanjang jalan disediakan rumah-rumah peristirahatan untuk para biku, yang lengkap dengan persediaan makanan dan obat-obatan. Bagi orang sakit seta kaum terlantar disediakan juga perawatan Cuma-Cuma. Kota-kota maufun desa-desa pada waktu itu mempunyai gapura-gapura dalam, tembok-tembok keliling yang luas dan tinggi, serta jalan-jalan kampung yang berliku-liku. Setiap pejalan yang menggunakan jalan umum diharuskan menggunakan jalan kiri, dan rumah-rumah penduduk terbuat dari tanah liat yang dibakar ( batu bata ). Serta sistem kasta masih dilakukan sepenuhnya. Dari pernyataan diatas dapat disimpukan bahwa disana telah memiliki kota yang indah dan makmur, serta disediakannya pengobatan Cuma-Cuma. Rumah penduduk di buat dari tanah liat yang dibakar, serta sistem kasta masih dilakukan sepenuhnya.
  • Bidang Keagamaan
Agama yang berkembang pada waktu itu ialah agama Hindu dan Budha, Raja sendiri memeluk agama Budha, beserta keluargannya, namun untuk menjaga keakraban dia pun melaksanakan agama secara selektif. Dia pun memeliki toleransi yang cukup tinggi bahkan cendrung bersifat Sinkritistik , itu dibuktikan, meskipun dia penganut agama Budha, namun dia juga melakukan upacara keagamaan yang sama terhadap Siva, Surya, maupun Budha. Yang akhirnya muncul gejala tantrayana. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah ada toleransi yang tinggi dalam keagamaan yaitu dibuktikan oleh Raja yang notabene beragama Budha, juga memuja Siva dan Surya.
  • Bidang Kebudayaan
Pada bidang kebudayaan tidak begitu banyak dijelaskan budaya yang berkembang disana. Tetapi disan telah berkembang seni sastra, dan tidak mengherankan, bila ada waktu senggang Raja menulis drama. Dan budaya membakar myat masih berlaku disana. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa disana telah berkembang drama yang dijadikan hiburan oleh Raja dan rakyatnya, serta tradisi yang masih dipegang kuat.
  • Bidang Hukum
Dalam bidang hukum disana, kejahatan maupun pelanggaran tidak mengakibatkan hukuman mati. Pelanggaran tata susila berupa pemerkosaan, misalnya diancam hukumana berupa potong telinga dan hidung. Dan hak milik perorangan dijamin oleh hukum. Para penggarap tanah dikenakan pajak tanah berupa pemotongan atas hasil panen. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berkembang disna sangat lemah, dikarenakan tidak adanya hukuman mati, tidak seketat pada masa Gupta. Tetapi dalam kepemilikan perorangan telah dijamin oleh hukum.
  • Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, yaitu sangat menitik beratkan pada pendidikan keaganaan, dan dilaksanakan di biara-biara. Mereka disana menggunakan huruf Branmi, sedangkan dalam pergaulan kaum pelajar menggunakan bahasa sansekerta. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terpusat pada keagamaan, yaitu agama Budha. Dan huruf yang digunakan adalah Branmi serta bahasa Sansekerta.
  • Bidang Politik
Dalam bidang politik setelah Harsha menduduki tahta kejayaannya, Harsha pergi melakukan kunjungan inspeksi kenegaraan, pergi dari arah barat ke timur dari negrinya. Dia melakukan penaklukan pada daerah yang dianggap tidak patuh. Hal ini dilakukan untuk pemulihan kejayaan india utara. Dan akhirnya kekuasaanya terbentang dari muara sunagai gangga sampai ke sungai sutlej, yang meliputi Malwa, Gujarat, serta Kathiawar. Dia pun memakai gelar ‘’Penguasa Lima Negara’’ meliputi Punjab, Kanauj, Benggala, Mithila dan Orissa. Negerinya secara administratif terbagi atas banyak provinsi yang dikepalai oleh Gubernur. Dan sistem pemerintahan Raja bersifat feodalistik.
Menurut sebuah tulisa, yang ditulis oleh Kalhana sejarawan dari Kashmir, bahwa pemerintahan Harsha berakhir dengan suatu malapetaka. Konon hal itu terjadi kerena sifatnya yang terlampau baik, lembut dan halus, sehingga para pembantunya menganggapnya sebagai kelemahan, mulai melakukan penghianatan. Dan akhirnya nyawanya direnggut oleh tentaranya, yang selama ini dibina dengan kasih sayang dan tekun.




Sumber Buku ; Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan ( Abu Su’ud )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar